TaniHoki.com:
Jumlah desa dan kelurahan di Indonesia yang mengalami
pencemaran udara terus turun dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah
desa/kelurahan yang mengalami pencemaran tanah dan air juga turun dalam 3 tahun
terakhr.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa jumlah desa/kelurahan dengan pencemaran udara turun dari 11.998
desa/kelurahan pada 2018, menjadi 8.882 desa/kelurahan pada 2018, dan kembali
turun jadi 5.644 desa/kelurahan pada 2021.
Sementara itu, untuk pencemaran air naik dua kali lipat dari
8.786 desa/kelurahan pada 2014, menjadi 16.847 desa/kelurahan pada 2018, namun
turun lagi pada 2021 dengan 10.683 desa/kelurahan yang alami pencemaran air.
Untuk pencemaran tanah naik dari 1.301 desa/kelurahan pada 2014 menjadi 2.200 desa/kelurahan pada 2018. Kemudian turun lagi pada 2021 dengan 1.499 desa/kelurahan yang alami pencemaran tanah.
Data tersebut dapat diakses pada file Banyaknya Desa/Kelurahan Menurut Jenis Pencemaran Lingkungan Hidup (Desa), 2014-2021 pada situs BPS.
Jawa Tengah 'Paling Tercemar'
Jawa Tengah menjadi daerah dengan jumlah desa/kelurahan yang mengalami pencemaran air terbanyak pada 2021 yang mencapai 1.310 desa/kelurahan.
Demikian juga untuk pencemaran tanah, Jawa Tengah tampak masih mengalami persoalan dengan 224 desa/kelurahan.
Tingkat pencemaran udara berdasarkan jumlah desa/kelurahan di Jawa Tengah juga yang tertinggi pada tahun lalu yakni mencapai 781 desa/kelurahan.
Jawa Tengah sendiri memiliki 8.562 pemerintahan administratif setingkat desa/kelurahan, 576 kecamatan, dan 35 kabupaten/kota.
Jumlah desa/kelurahan di Jawa Tengah ini adalah yang terbanyak dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Di bawah Jawa Tengah ada Jawa Timur dengan 8.496 kelurahan/desa, 666 kecamatan, dan 38 kabupaten/kota.
Jumlah desa/kelurahan terbanyak ketiga adalah Aceh dengan jumlah 6.514, memiliki 289 kecamatan, dan 23 kabupaten/kota.
Posting Komentar