TaniHoki.com: Milky Haemolymph Disease in Spiny Lobster (MHD-SL) merupakan penyakit yang paling patogen pada lobster berduri (Panulirus homarus).
Penelitian tentang infeksi MHD-SL belum dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian oleh Koesharyani, I; Lasmika, N L A; Sugama, K bertujuan untuk mengetahui infeksi lobster MHD-SL.
Pada 2016 sebanyak 240 ekor lobster untuk masing-masing 30 ekor baik dari sampel liar maupun budidaya yang dikumpulkan dari empat lokasi (Teluk Candi Kusuma Pulau Bali, Teluk Gerupuk, Awang, dan Teluk Telong-Elong Pulau Lombok).
Kemudian pada tahun 2019, diambil 50 sampel lobster dikumpulkan untuk studi infeksi buatan. Sedangkan pada Januari 2020, 40 lobster lainnya dikumpulkan dari 2 lokasi budidaya yang berbeda (KJA pesisir dan lepas pantai) di Teluk Telong Elong untuk menentukan infeksi MHD-SL dan untuk studi transmisi.
Penyakit MHD-SL pertama kali diperiksa dengan tanda klinis dan dikonfirmasi oleh molekul PCR-DNA dengan primer spesifik 254 bp.
Infeksi eksperimental MHD-SL dilakukan dengan injeksi dan kohabitasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lobster yang terinfeksi MHD-SL menunjukkan gejala tidak aktif, nafsu makan berkurang, warna perut kemerahan dan putih kemudian hampir mati dan semuanya positif dengan uji PCR.
MHD-SL hanya ditemukan pada lobster budidaya di keramba yang terletak di perairan pantai dan tidak ada di keramba yang terletak di lepas pantai di Teluk Telong-Elong. Pada percobaan infeksi buatan, baik injeksi maupun kohabitasi, menunjukkan gejala klinis MHD-SL muncul pada hari ke-8 dan semuanya meninggal setelah 14 hari pada kedua perlakuan.
Penelitian ini menyetujui bahwa MHD-SL adalah agen patogen milik bakteri mirip Rickettsia dan infeksi terjadi melalui transmisi horizontal.
Sumber: Koesharyani, I; Lasmika, N L A; Sugama, K. "Study on milky haemolymph diseases infection in wild and cultured of spiny lobster, Panulirus homarus in Indonesia." IOP Conference Series. Earth and Environmental Science; Bristol Vol. 890, Iss. 1, (Oct 2021).
Posting Komentar